MACAM USAHA
1. Pertanian :
- T e b u
- Hibrida
- Kecambah / Tauge
2. Peternakan :
- A y a m
- S a p i
- Sperma Sapi
3. Pertambangan Batu
4. Perdagangan :
- Catering
- Konveksi
- Pembuatan tahu tanpa limbah
- Mesin Pemurni Air Waterking
- Es Sari Tebu
- Tusuk Sate / Tempura
5. Produk IT
Strategi Menghadapi Persaingan Bisnis
ISAMUBI.com - Salah satu tantangan dalam berbisnis adalah bermunculannya pesaing dalam bisnis serupa. Slamet Riyadi S.Pd, pemilik usaha Waterking Indonesia, mengungkapkan persaingan dalam bisnis akan selalu ada dan tak bisa dihindari.
"Kita harus punya bekal untuk menghadapi persaingan ini agar tak kalah saing," tukas Bapak Slamet Riyadi S.Pd dalam acara talkshow Mengatasi Persaingan UKM di seminar Bisnis baru-baru ini.
Menurut Pak Slamet, saat berbisnis ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi persaingan bisnis, antara lain:
1. Konsep yang matang.
Menjalankan bisnis tak hanya butuh ide dan passion semata. Namun, sebuah konsep bisnis yang matang juga sangat diperlukan. Konsep bisnis yang matang akan membantu Anda untuk bisa mengenali berbagai potensi dan pangsa pasar yang ingin dituju dalam bisnis. Selain itu konsep bisnis matang juga akan membuat bisnis bisa berjalan lebih maksimal.
Dalam menentukan konsep bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, selera masyarakat, karakteristik atau gaya hidup masyarakat, daya beli, sumber bahan baku, sampai adanya bisnis sejenis.
"Pertimbangan ini akan membantu untuk menentukan sukses atau tidaknya bisnis yang dilakukan," sarannya.
2. Perencanaan matang.
Konsep bisnis yang matang, akan membantu untuk membuat perencanaan bisnis yang juga matang. "Dalam berbisnis tak bisa asal-asalan karena dalam berbisnis, Anda mempertaruhkan investasi yang cukup banyak. Jika perencanaan tak matang, semuanya akan sia-sia dan rugi besar," jelasnya. Dalam perencanaan yang matang, sebuah business plan harus dibuat.
Yang termasuk dalam business plan ini antara lain: menjabarkan konsep bisnis, visi misi, rencana promosi, rencana pemasaran, karyawan, rencana pengaturan keuangan, sampai dengan menentukan analisis risiko yang mungkin dialami dalam bisnis. Dengan adanya perencanaan yang matang, Anda bisa menentukan jalan keluar atau solusi atas setiap masalah yang mungkin akan dihadapi, termasuk menghadapi persaingan bisnis serupa.
3. Evaluasi dan inovasi.
Persaingan dengan bisnis yang sejenis seringkali tak bisa dihindari. Namun sebenarnya persaingan ini bisa membuat Anda jadi lebih kreatif untuk berkreasi. Dengan persaingan akan membuat Anda jadi lebih inovatif untuk menciptakan sebuah nilai tambah dalam produk yang dijual. Inovasi yang dilakukan dalam berbagai sisi akan menarik pelanggan untuk melirik produk Anda dibanding pesaing.
Selain inovasi, diperlukan juga evaluasi terhadap kelangsungan bisnis. Anda tak bisa begitu saja tutup mata dalam menjalankan bisnis, sebuah evaluasi terhadap kekurangan dan nilai lebih dalam berbisnis juga diperlukan untuk semakin memajukan bisnis yang dilakukan.a
4. Perluasan pasar.
Untuk menghadapi persaingan bisnis, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memperluas pasar produk. Perluasan pasar produk ini bisa berarti memperluas fokus dan target market yang disasar. Misalnya, jika awalnya hanya menjual varian makanan pedas yang diperuntukan untuk orang dewasa, tak ada salahnya untuk membuat varian menu baru yang bisa dinikmati oleh anak-anak. Perluasan pangsa pasar ini juga akan menambah pendapatan sekaligus memberi nilai tambah pada pelanggan terhadap produk yang dijual.
Selain memperluas pangsa pasar, perluasan pasar juga bisa dilakukan dengan membuka cabang-cabang usaha baru. Cabang usaha baru ini akan membantu untuk menguasai pasar usaha sejenis. "Namun, sebelum melakukan perluasan cabang sebaiknya sistem usaha sudah kuat dan stabil," sarannya.
5. Standarisasi.
Memiliki banyak cabang usaha memang bisa membantu mengatasi persaingan ketat dalam bisnis. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah kesamaan varian produk yang dijual disemua cabang yang dimiliki.
"Standarisasi ini perlu dilakukan agar pelanggan tak kecewa ketika membeli produk Anda di cabang-cabang usaha. Standarisasi ini sangat diperlukan terutama jika Anda berbisnis kuliner. Standarisasi resep berfungsi untuk menghasilkan rasa yang seragam disemua cabangnya," tukasnya.
6. Sistem.
Sebuah sistem usaha yang kuat akan membantu usaha agar bisa bertahan lebih lama dan mendapat keuntungan yang diinginkan. Buat sistem usaha yang stabil dan kuat. Setelah pondasi usaha dirasa kuat, maka lakukan perluasan pasar dengan berbagai sistem usaha yang diinginkan, misalnya membuka cabang, sampai franchise. "Dengan sistem usaha yang kuat dan konsisten akan menjadi nilai positif bagi para investor yang tertarik berbisnis dengan Anda," pungkasnya.
"Kita harus punya bekal untuk menghadapi persaingan ini agar tak kalah saing," tukas Bapak Slamet Riyadi S.Pd dalam acara talkshow Mengatasi Persaingan UKM di seminar Bisnis baru-baru ini.
Menurut Pak Slamet, saat berbisnis ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi persaingan bisnis, antara lain:
1. Konsep yang matang.
Menjalankan bisnis tak hanya butuh ide dan passion semata. Namun, sebuah konsep bisnis yang matang juga sangat diperlukan. Konsep bisnis yang matang akan membantu Anda untuk bisa mengenali berbagai potensi dan pangsa pasar yang ingin dituju dalam bisnis. Selain itu konsep bisnis matang juga akan membuat bisnis bisa berjalan lebih maksimal.
Dalam menentukan konsep bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, selera masyarakat, karakteristik atau gaya hidup masyarakat, daya beli, sumber bahan baku, sampai adanya bisnis sejenis.
"Pertimbangan ini akan membantu untuk menentukan sukses atau tidaknya bisnis yang dilakukan," sarannya.
2. Perencanaan matang.
Konsep bisnis yang matang, akan membantu untuk membuat perencanaan bisnis yang juga matang. "Dalam berbisnis tak bisa asal-asalan karena dalam berbisnis, Anda mempertaruhkan investasi yang cukup banyak. Jika perencanaan tak matang, semuanya akan sia-sia dan rugi besar," jelasnya. Dalam perencanaan yang matang, sebuah business plan harus dibuat.
Yang termasuk dalam business plan ini antara lain: menjabarkan konsep bisnis, visi misi, rencana promosi, rencana pemasaran, karyawan, rencana pengaturan keuangan, sampai dengan menentukan analisis risiko yang mungkin dialami dalam bisnis. Dengan adanya perencanaan yang matang, Anda bisa menentukan jalan keluar atau solusi atas setiap masalah yang mungkin akan dihadapi, termasuk menghadapi persaingan bisnis serupa.
3. Evaluasi dan inovasi.
Persaingan dengan bisnis yang sejenis seringkali tak bisa dihindari. Namun sebenarnya persaingan ini bisa membuat Anda jadi lebih kreatif untuk berkreasi. Dengan persaingan akan membuat Anda jadi lebih inovatif untuk menciptakan sebuah nilai tambah dalam produk yang dijual. Inovasi yang dilakukan dalam berbagai sisi akan menarik pelanggan untuk melirik produk Anda dibanding pesaing.
Selain inovasi, diperlukan juga evaluasi terhadap kelangsungan bisnis. Anda tak bisa begitu saja tutup mata dalam menjalankan bisnis, sebuah evaluasi terhadap kekurangan dan nilai lebih dalam berbisnis juga diperlukan untuk semakin memajukan bisnis yang dilakukan.a
4. Perluasan pasar.
Untuk menghadapi persaingan bisnis, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memperluas pasar produk. Perluasan pasar produk ini bisa berarti memperluas fokus dan target market yang disasar. Misalnya, jika awalnya hanya menjual varian makanan pedas yang diperuntukan untuk orang dewasa, tak ada salahnya untuk membuat varian menu baru yang bisa dinikmati oleh anak-anak. Perluasan pangsa pasar ini juga akan menambah pendapatan sekaligus memberi nilai tambah pada pelanggan terhadap produk yang dijual.
Selain memperluas pangsa pasar, perluasan pasar juga bisa dilakukan dengan membuka cabang-cabang usaha baru. Cabang usaha baru ini akan membantu untuk menguasai pasar usaha sejenis. "Namun, sebelum melakukan perluasan cabang sebaiknya sistem usaha sudah kuat dan stabil," sarannya.
5. Standarisasi.
Memiliki banyak cabang usaha memang bisa membantu mengatasi persaingan ketat dalam bisnis. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah kesamaan varian produk yang dijual disemua cabang yang dimiliki.
"Standarisasi ini perlu dilakukan agar pelanggan tak kecewa ketika membeli produk Anda di cabang-cabang usaha. Standarisasi ini sangat diperlukan terutama jika Anda berbisnis kuliner. Standarisasi resep berfungsi untuk menghasilkan rasa yang seragam disemua cabangnya," tukasnya.
6. Sistem.
Sebuah sistem usaha yang kuat akan membantu usaha agar bisa bertahan lebih lama dan mendapat keuntungan yang diinginkan. Buat sistem usaha yang stabil dan kuat. Setelah pondasi usaha dirasa kuat, maka lakukan perluasan pasar dengan berbagai sistem usaha yang diinginkan, misalnya membuka cabang, sampai franchise. "Dengan sistem usaha yang kuat dan konsisten akan menjadi nilai positif bagi para investor yang tertarik berbisnis dengan Anda," pungkasnya.
Banyak Ibu Berbisnis Tapi Minim Pengetahuan
ISAMUBI.com - Kaum ibu punya andil yang tak bisa dipandang sebelah mata dalam perekonomian keluarga. Semangat dan kreativitas tinggi kaum ibu, mendorongnya untuk berwirausaha, meski dalam skala kecil namun berpotensi untuk berkembang lebih bdsar.
Kaum ibu yang bergerak di bidang UKM makanan berbasis terigu, dan menjadi anggota Bogasari Mitra Card, membuktikan bagaimana ibu rumah tangga turut berkontribusi secara finansial terhadap keluarganya.
Senior Vice President Commercial Bogasari, Hans Ryan Aditio, menyatakan dari 52.868 UKM makanan berbasis terigu binaan Bogasari yang sudah menjadi anggota BMC (Bogasari Mitra Card), sebanyak 38 persen atau 20.154 adalah kalangan ibu-ibu.
"Peluang kalangan ibu membuka usaha makanan berbasis terigu sangatlah potensial, namun banyak dari mereka yang tidak memiliki pengetahuan terutama dalam perhitungan bisnis," jelas Hans dalam siaran persnya.
Menurut Hans, para ibu rumah tangga yang membuka usaha, masih banyak membutuhkan tambahan pengetahuan, khususnya tentang usaha secara mandiri agar memiliki kegiatan produktif.
Untuk mendukung kaum ibu dalam berbisnis, Bogasari pun menggelar pelatihan bertajuk “Sajian Bersama Bogasari”, menargetkan 250 titik di seluruh Indonesia, sepanjang 2012. Melalui pelatihan ini, para Ibu Kreatif (sebutan Bogasari terhadap ibu rumah tangga yang berbisnis) diberi cara penghitungan bisnis dari masing-masing jenis makanan ringan berbasis terigu.
Dengan belajar perhitungan bisnis secara tepat, diharapkan para Ibu Kreatif ini bisa memulai atau melanjutkan bisnisnya dengan keuntungan hingga 44 persen dari tiap kemasannya. Sehingga dalam waktu satu bulan, modal usaha sudah bisa kembali, dan bulan berikutnya adalah bulan untuk memetik keuntungan.
Agar bisnis lebih menghasilkan, ibu rumah tangga yang berbisnis makanan berbasis terigu ini juga perlu memahami cara berpromosi efektif. Penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube, turut berperan dalam perkembangan bisnis skala kecil sekalipun.
Salah satu materi pelatihan kegiatan “Sajian Bersama Bogasari” ini juga menyinggung mengenai biaya promosi yang bisa ditekan dengan penggunaan media internet. Termasuk dalam pelatihan SBB pada 26 September 2012 lalu di Serpong, dan di 10 titik lainnya sejak Juni 2012.
Hans menjelaskan pentingnya membuka wawasan media online dalam usaha secara mandiri ibu rumah tangga. "Teknologi komunikasi telah mampu memberikan manfaat perluasan pemasaran kepada usaha-usaha kecil menengah," jelasnya.
Terbukti, para pelaku bisnis di bidang makanan berhasil memanfaatkan kecanggihan teknologi dan memaksimalkan internet untuk pengembangan bisnis. Di antaranya: Mie Ayam Kondang (Jakarta), Donut Kampung Utami (Jombang), Tepung Mendoan Mega Adil (Bekasi), Sekar Kue (Palembang), My Bakery (Palembang), Mie Ayam Soker (Palembang), dan Mie Ayam Grobakan (Depok).
"Setiap pemilik usaha makanan bisa membuat terobosan promosi dengan media online, dan menjadi inpirasi bagi ibu-ibu lainnya," tutup Hans.
Dengan pengetahuan yang baik mengenai perhitungan bisnis dan cara berpromosi yang efektif, kaum ibu pun dapat lebih kreatif dan produktif lagi dalam mengembangkan bisnisnya.
Kaum ibu yang bergerak di bidang UKM makanan berbasis terigu, dan menjadi anggota Bogasari Mitra Card, membuktikan bagaimana ibu rumah tangga turut berkontribusi secara finansial terhadap keluarganya.
Senior Vice President Commercial Bogasari, Hans Ryan Aditio, menyatakan dari 52.868 UKM makanan berbasis terigu binaan Bogasari yang sudah menjadi anggota BMC (Bogasari Mitra Card), sebanyak 38 persen atau 20.154 adalah kalangan ibu-ibu.
"Peluang kalangan ibu membuka usaha makanan berbasis terigu sangatlah potensial, namun banyak dari mereka yang tidak memiliki pengetahuan terutama dalam perhitungan bisnis," jelas Hans dalam siaran persnya.
Menurut Hans, para ibu rumah tangga yang membuka usaha, masih banyak membutuhkan tambahan pengetahuan, khususnya tentang usaha secara mandiri agar memiliki kegiatan produktif.
Untuk mendukung kaum ibu dalam berbisnis, Bogasari pun menggelar pelatihan bertajuk “Sajian Bersama Bogasari”, menargetkan 250 titik di seluruh Indonesia, sepanjang 2012. Melalui pelatihan ini, para Ibu Kreatif (sebutan Bogasari terhadap ibu rumah tangga yang berbisnis) diberi cara penghitungan bisnis dari masing-masing jenis makanan ringan berbasis terigu.
Dengan belajar perhitungan bisnis secara tepat, diharapkan para Ibu Kreatif ini bisa memulai atau melanjutkan bisnisnya dengan keuntungan hingga 44 persen dari tiap kemasannya. Sehingga dalam waktu satu bulan, modal usaha sudah bisa kembali, dan bulan berikutnya adalah bulan untuk memetik keuntungan.
Agar bisnis lebih menghasilkan, ibu rumah tangga yang berbisnis makanan berbasis terigu ini juga perlu memahami cara berpromosi efektif. Penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube, turut berperan dalam perkembangan bisnis skala kecil sekalipun.
Salah satu materi pelatihan kegiatan “Sajian Bersama Bogasari” ini juga menyinggung mengenai biaya promosi yang bisa ditekan dengan penggunaan media internet. Termasuk dalam pelatihan SBB pada 26 September 2012 lalu di Serpong, dan di 10 titik lainnya sejak Juni 2012.
Hans menjelaskan pentingnya membuka wawasan media online dalam usaha secara mandiri ibu rumah tangga. "Teknologi komunikasi telah mampu memberikan manfaat perluasan pemasaran kepada usaha-usaha kecil menengah," jelasnya.
Terbukti, para pelaku bisnis di bidang makanan berhasil memanfaatkan kecanggihan teknologi dan memaksimalkan internet untuk pengembangan bisnis. Di antaranya: Mie Ayam Kondang (Jakarta), Donut Kampung Utami (Jombang), Tepung Mendoan Mega Adil (Bekasi), Sekar Kue (Palembang), My Bakery (Palembang), Mie Ayam Soker (Palembang), dan Mie Ayam Grobakan (Depok).
"Setiap pemilik usaha makanan bisa membuat terobosan promosi dengan media online, dan menjadi inpirasi bagi ibu-ibu lainnya," tutup Hans.
Dengan pengetahuan yang baik mengenai perhitungan bisnis dan cara berpromosi yang efektif, kaum ibu pun dapat lebih kreatif dan produktif lagi dalam mengembangkan bisnisnya.
editor: zul
LATAR BELAKANG
Berangkat dari pengalaman sebagai Top Managerial di Waterking Indonesia selama 9 tahun serta pengalaman yang mendalam sebagai seorang pengusaha (± 27 tahun), jatuh bangun... bangun lagi jatuh lagi bangun lagi utamanya dalam peran sebagai seorang pengusaha yang gigih... memunculkan sebuah gagasan baru bagaimana mencetak pengusaha tanpa modal.
Banyaknya undangan dari Lembaga Pendidikan Non Formal / luar sekolah untuk menjadi mentor / pemateri yang diminta untuk menceritakan tentang keberhasilan dan kesuksesan menjadi seorang pengusaha, from zero to hero. Dari seorang Pegawai Negeri Sipil berani melepas baju Pegawai Negeri Sipil sampai sekarang sukses sebagai seorang pengusaha. Berbekal kesukaan / hobi menulis dan berbicara yang selama ini menjadi pondasi dalam menjalankan bisnis sampai menjadi seorang pengusaha.
Melihat kenyataan bahwa banyaknya lembaga-lembaga luar sekolah (non formal) yang mangadakan acara-acara sejenis sangat tidak berbobot, normatif dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bagaimana mencetak seorang pengusaha, materinyapun kebanyakan hanya ceramah dan klasikal.
Sebagai putra daerah asli Arema merasa terpanggil dan tertantang untuk mendirikan lembaga pendidikan non formal, selama ini yang mangadakan acara-acara seperti itu sebagian besar hanya dari luar Malang, setelah selesai acara ditinggal begitu saja tanpa ada pendampingan dilapangan.
ISAMUBI didirikan bukan hanya bisa berteori tapi mampu menterjemahkan teori yang diterima di kelas dengan praktek lapangan bagaimana seharusnya menjadi seorang pengusaha, mulai dari persiapan diri menjadi seorang pengusaha, management, bagaimana memaksimalkan peran otak kanan, mudahnya mencari modal sampai mampu berdiri sendiri menjadi seorang pengusaha yang banyak rejekinya tapi senang beramal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar