Satpol PP: Tidak boleh ada korban atau dikorbankan
Kamis, 26 Juni 2014 23:16 WIB (5 jam yang lalu)Editor: Mohammad Ridwan
0Google +0 0 0
(Foto: tempo)Lokalisasi Dolly Surabaya
LENSAINDONESIA.COM: Ketegasan Pemkot Surabaya pasca penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak dalam menertibkan wisma yang dipertanyakan. Terkait hal ini, Irvan Widyanto Kepala Satpol PP Surabaya mengaku lebih memilih langkah persuasif untuk menghindari konflik dan jatuh korban.
“Sebisa mungkin tidak ada potensi konflik horizontal dalam upaya rehabilitasi kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak. Tidak boleh ada korban dan dikorbankan itu keinginan ibu Walikota,” kata Irvan kepada wartawan, Kamis (26/06/2014).
Baca juga: Gubernur Jatim pastikan Dolly Surabaya ditutup permanen dan Mucikari dan pemilik wisma Dolly bakal dipidanakan bila tetap buka
Sikap pemkot Surabaya selama ini dianggap tidak konsisten terkait penutupan lokalisasi pasca deklarasi pada 18 Juni 2014 lalu. Pasalnya hingga saat ini sebagian mucikari masih membuka wisma dan praktek prostitusi masih berlangsung sampai libur menjelang bulan puasa saja.
Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga memperpanjang batas waktu pengambilan kompensasi sampai tangga 26 Juni 2014 dari batas sebelumnya tanggal 23 Juni 2014.
Bahkan, atas sikap pemkot yang terkesan melunak tersebut, sejumlah mucikar dan PSK mengembalikan uang kompensasi yang sudah diambil karena masih ingin kembali bekerja sebagai mucikari.@iwan_christiono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar